Nguras
enceh adalah tradisi ritual tahunan setiap hari jum’atkliwon atau selasakliwon
pada sura, penanggalan Jawa. Ritual ini berupa membersihkan gentong yang berada
di makam raja-raja Jawa di Imogiri , Bantul , Yogyakarta. Tradisi ini dimaknai
sebagai upaya membersihkan diri dan hati dari berbagai hal kotor.
Tradisi nguras enceh
berlangsung sejak 400 tahun yang lalu pada saat pemerintahan Sultan Agung
Hanyakakusuma. Empat gentong besar itu bernama Kyai Danumurti, Kyai
Danujaya, Kyai Ngerum dan Kyai Siam. Ada 100 abdi dalem punokawan kraton
Yogyakarta yang membersihkan dan memberikan air cucian kepada masyarakat di dua
genthong besar disisi kanan pintu makam, yaitu Kyai Danumurti serta Kyai
Danujaya. Sedangkan ada 70 abdi dalem punokawankasunanan Surakarta
bertugas mencuci dan memberikan air cucian kepada masyarakat pada dua genthong
di sisi kiri pintu makam yaitu Kyai Ngerum dan Kyai Siam. Empat genthong
yang terletak di kanan dan kiri pintu makam itu adalah pemberian negara-negara
taklukan kerajaan Mataram. Genthong Kyai Danumurti hadiah dari kerajaan
Sriwijaya. Genthong Kyai Danujaya pemberian kerajaan Aceh. Genthong Kyai Ngerum
adalah pemberian kerajaan Roma (Eropa) dan genthong Kyai Siam pemberian
kerajaan Thailand.
Bagi masyarakat yang
percaya, air kurasan tersebut mampu sebagai media tolak bala dan mampu
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Terlepas dari hal tersebut, setiap
tahunnya tradisi nguras enceh itu tetap dilaksanakan karena sebagai salah satu
bentuk penghormatan kepada para leluhur, pelestarian budaya dan nilai heritage
yang masih kental dalam masyarakat Jawa. Tradisi ini juga dimaknai sebagai
upaya membersihkan diri dan hati dari berbagai hal kotor.
Enceh enceh yang dikuras
oleh kerabat Keraton Jogja tiap setahun sekali pada bulan Suro ini berjumlah
empat yaitu:
- Enceh Kyai Danumaya dari
Kerajaan Palembang
- Enceh Kyai Danumurti dari
Kerajaan Aceh
- Enceh Kyai Mendung dari
Kerajaan Ngerum, Turki
- Enceh Nyai Siyem dari
Kerajaan Siam, Thailand
Tradisi tahunan ramai
didatangi warga yang berharap berkah atau sekadar menyaksikan prosesi
pengurasan keempat gentong tersebut. Rangkaian acara yang juga agenda
wisata Pemprov Jogja yang tak boleh dilewatkan ini adalah:
- mengarak siwur atau gayung
dengan tangkai kayu dan kepalanya berupa batok kelapa.
- pembukaan acara
- tahlilan, wilujengan, dan
doa
- pengalungan untaian bunga
ke empat enceh
- pengambilan air oleh abdi
dalem berpangkat tumenggung atau ngabehi
- pengambilan air cidukan
oleh abdi dalem bersama warga
- pembagian air enceh untuk
warga
Nguras Enceh selalu diserbu
oleh warga dan wisatawan karena tradisi unik dan sarat makna dan menunjukkan
kebersamaan sekaligus pesta rakyat atas limpahan rezeki di tanah Jawa. Kalau
ingin mengikuti prosesi nguras enceh yang setiap tahunnya dilakukan pada hari
Jumat Kliwon di bulan Suro/Muharam, kalian dapat mengarahkan kendaraan ke
kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri melalui jalan Imogiri Timur. Jika
menggunakan transportasi umum, dari terminal Giwangan bisa menggunakan bus
jurusan Jogja – Panggang atau Jogja – Petoyan.
Selesai mengikuti prosesi
Nguras Enceh kalian bisa melanjukan untuk wisata kuliner dengan menu sate
Klathak daging kambing yang banyak di jalan Imogiri Timur.
0 komentar:
Posting Komentar