Sabtu, 27 Februari 2016

Nguras Enceh


Nguras enceh adalah tradisi ritual tahunan setiap hari jum’atkliwon atau selasakliwon pada sura, penanggalan Jawa. Ritual ini berupa membersihkan gentong yang berada di makam raja-raja Jawa di Imogiri , Bantul , Yogyakarta. Tradisi ini dimaknai sebagai upaya membersihkan diri dan hati dari berbagai hal kotor.

Tradisi nguras enceh berlangsung sejak 400 tahun yang lalu pada saat pemerintahan Sultan Agung Hanyakakusuma. Empat gentong besar itu bernama Kyai Danumurti, Kyai Danujaya, Kyai Ngerum dan Kyai Siam. Ada 100 abdi dalem punokawan kraton Yogyakarta yang membersihkan dan memberikan air cucian kepada masyarakat di dua genthong besar disisi kanan pintu makam, yaitu Kyai Danumurti serta Kyai Danujaya. Sedangkan ada 70 abdi dalem punokawankasunanan Surakarta bertugas mencuci dan memberikan air cucian kepada masyarakat pada dua genthong di sisi kiri pintu makam yaitu Kyai Ngerum dan Kyai Siam. Empat genthong yang terletak di kanan dan kiri pintu makam itu adalah pemberian negara-negara taklukan kerajaan Mataram. Genthong Kyai Danumurti hadiah dari kerajaan Sriwijaya. Genthong Kyai Danujaya pemberian kerajaan Aceh. Genthong Kyai Ngerum adalah pemberian kerajaan Roma (Eropa) dan genthong Kyai Siam pemberian kerajaan Thailand. 

Bagi masyarakat yang percaya, air kurasan tersebut mampu sebagai media tolak bala dan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Terlepas dari hal tersebut, setiap tahunnya tradisi nguras enceh itu tetap dilaksanakan karena sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada para leluhur, pelestarian budaya dan nilai heritage yang masih kental dalam masyarakat Jawa. Tradisi ini juga dimaknai sebagai upaya membersihkan diri dan hati dari berbagai hal kotor.
Enceh enceh yang dikuras oleh kerabat Keraton Jogja tiap setahun sekali pada bulan Suro ini berjumlah empat yaitu:
- Enceh Kyai Danumaya dari Kerajaan Palembang
- Enceh Kyai Danumurti dari Kerajaan Aceh
- Enceh Kyai Mendung dari Kerajaan Ngerum, Turki
- Enceh Nyai Siyem dari Kerajaan Siam, Thailand

Tradisi tahunan ramai didatangi warga yang berharap berkah atau sekadar menyaksikan prosesi pengurasan keempat gentong tersebut. Rangkaian acara yang juga  agenda wisata Pemprov Jogja yang tak boleh dilewatkan ini adalah:
- mengarak siwur atau gayung dengan tangkai kayu dan kepalanya berupa batok kelapa.
- pembukaan acara
- tahlilan, wilujengan, dan doa
- pengalungan untaian bunga ke empat enceh
- pengambilan air oleh abdi dalem berpangkat tumenggung atau ngabehi
- pengambilan air cidukan oleh abdi dalem bersama warga
- pembagian air enceh untuk warga
Nguras Enceh selalu diserbu oleh warga dan wisatawan karena tradisi unik dan sarat makna dan menunjukkan kebersamaan sekaligus pesta rakyat atas limpahan rezeki di tanah Jawa. Kalau ingin mengikuti prosesi nguras enceh yang setiap tahunnya dilakukan pada hari Jumat Kliwon di bulan Suro/Muharam, kalian dapat mengarahkan kendaraan ke kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri melalui jalan Imogiri Timur. Jika menggunakan transportasi umum, dari terminal Giwangan bisa menggunakan bus jurusan Jogja – Panggang atau Jogja – Petoyan.
Selesai mengikuti prosesi Nguras Enceh kalian bisa melanjukan untuk wisata kuliner dengan menu sate Klathak daging kambing yang banyak di jalan Imogiri Timur.


0 komentar:

Posting Komentar