Sabtu, 27 Februari 2016

Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana merupakan sebuah pertunjukkan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog yang mengangkat cerita Ramayana. Sendratari Ramayana menceritakan kisah tentang usaha Rama untuk menyelamatkan Sinta yang diculik oleh Rahwana. Sendratari Ramayana merupkan salah satu media dalam menyajikan wira carita atau epos Ramayana, media lain seperti seni sastra,seni rupa, dan berbagai seni pertunjukkan.

Sendratari mengutamakan gerak-gerak penguat ekspresi sebagai pengganti dialog, sehingga dengan sendratari di harapkan penyampaian wiracarita Ramayana dapat lebih mudah di pahami dengan latar belakang budaya dan bahasa penonton yang berbeda. Penampilan cerita Ramayana dalam bentuk seni pertunjukkan tari terdapat di berbagai Negara antara lain Kamboja, Srilanka, Thailand, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Indonesia, dan India.


 Sendratari Ramayana di Indonesia pertama kali di pentaskan pada 26 Juli 161 di panggung terbuka Candi Prambanan. Pertunjukan pertama kali ini di gagas oleh Letjen TNI (purn) GPH Djati Kusumo yang pada bulan April 161 membentuk tim proyek untuk membangu panggung terbuka di depan Candi Prambanan. Panggung terbuka yang di rancang Harsoyo dari Universitas Gadjah Mada berukuran panjang 50 meter, lebar 12 meter ini memiliki tempat duduk sampai 3.000 buah. Proyek Sendratari Ramayana koreografinya di tangani oleh Soerjohamidjojo dan Soeharso, melibatkan 865 orang yang terdiri dari penari, penabuh gamelan, dan perancang busana.
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya.
Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.

Tak hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.
Tak hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Di Yogyakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana. Pertama, di Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta. Di tempat yang telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun tersebut. Tempat menonton lainnya adalah di Candi Prambanan, tempat cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.



1 komentar:

  1. Terima kasih sudah berbagi mengenai informasi Sendratari Ramayana...

    Monggo silakan mampir ke sini: PESONA SENDRATARI RAMAYANA

    BalasHapus