Sendratari Ramayana merupakan
sebuah pertunjukkan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog yang
mengangkat cerita Ramayana. Sendratari Ramayana menceritakan kisah tentang
usaha Rama untuk menyelamatkan Sinta yang diculik oleh Rahwana. Sendratari
Ramayana merupkan salah satu media dalam menyajikan wira carita atau epos
Ramayana, media lain seperti seni sastra,seni rupa, dan berbagai seni
pertunjukkan.
Sendratari
mengutamakan gerak-gerak penguat ekspresi sebagai pengganti dialog, sehingga
dengan sendratari di harapkan penyampaian wiracarita Ramayana dapat lebih mudah
di pahami dengan latar belakang budaya dan bahasa penonton yang berbeda.
Penampilan cerita Ramayana dalam bentuk seni pertunjukkan tari terdapat di
berbagai Negara antara lain Kamboja, Srilanka, Thailand, Laos, Malaysia,
Filipina, Singapura, Indonesia, dan India.
Sendratari
Ramayana di Indonesia pertama kali di pentaskan pada 26 Juli 161 di panggung
terbuka Candi Prambanan. Pertunjukan pertama kali ini di gagas oleh Letjen TNI
(purn) GPH Djati Kusumo yang pada bulan April 161 membentuk tim proyek untuk
membangu panggung terbuka di depan Candi Prambanan. Panggung terbuka yang di
rancang Harsoyo dari Universitas Gadjah Mada berukuran panjang 50 meter, lebar
12 meter ini memiliki tempat duduk sampai 3.000 buah. Proyek Sendratari
Ramayana koreografinya di tangani oleh Soerjohamidjojo dan Soeharso, melibatkan
865 orang yang terdiri dari penari, penabuh gamelan, dan perancang busana.
Kisah
Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada
Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat
di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India.
Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau
babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau
Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.
Seluruh
cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari
yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut
dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan
cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur
adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa
dengan suaranya yang khas.
Cerita
dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi
Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan
petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan
Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta
karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama
dicarinya.
Untuk
menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama
Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta
Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali
sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti
agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil
diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir
cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera
yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak
mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan
kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena
raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun
akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Tak
hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian
rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan
kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya
mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan
sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.
Tak
hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti permainan
bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa
dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil
membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai
ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika
Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Di
Yogyakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana. Pertama,
di Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur
Kraton Yogyakarta. Di tempat yang telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia
(MURI) pada tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah
absen selama 25 tahun tersebut. Tempat menonton lainnya adalah di Candi
Prambanan, tempat cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.
Terima kasih sudah berbagi mengenai informasi Sendratari Ramayana...
BalasHapusMonggo silakan mampir ke sini: PESONA SENDRATARI RAMAYANA